Teks Biografi

Biografiadalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh dirinya sendiri disebut autobiografi.
Dalam teks biografi memuat hal-hal sebagai berikut:
  1. identitas (nama, tempat, tanggal lahir, latar belakang keluarga, dll)
  2. peristiwa yang dialami sesorang (karya dan penghargaan yang diterima dan permasalahan yang dihadapinya)
Ciri-ciri Teks Biografi:
  1. Strukturnya terdiri atas: Orientasi, Peristiwa/ Masalah, dan Reorientasi.
  2. Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual) dalam bentuk narasi.
  3. Faktualnya berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang patut diteladani.
   
MEMBANGUN KONTEKS

 
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan inspirator bangsa? Jika berbicara tentang inspirator bangsa, ingatan kita akan terbawa kepada orang yang telah berjasa pada bangsa dan negaranya. Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tokoh yang dipandang sebagai inspirator bangsa. Meskipun kedua tokoh proklamasi itu sudah tiada, semangat dan jasa mereka masih tetap dikenang hingga sekarang.
Inspirator bangsa adalah orang yang telah berjasa kepada bangsa dan negara dengan prestasi dan usahanya sehingga menjadi motivasi dan panutan bagi orang lain untuk kehidupan yang lebih baik. Kita sebagai penerus bangsa jangan pernah melupakan jasa orang-orang yang telah berjasa bagi bangsa dan negara.
Bacalah teks biografi berikut ini!

Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia
 
Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya. Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya.
Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negara. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Ia tidak dapat menamatkan pendidikan di sekolah tersebut karena sakit. Setelah itu,  ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. Ia selalu menyampaikan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) bersama dengan Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Ki Hajar Dewantara  juga mengecam rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia  di buang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada  tahun 1918 setelah memperoleh Europeesche Akte.
Pada tanggal 3 Juli 1922  Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). Melalui perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara, penerus Taman Siswa mendirikan museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.
         Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. 
 
 
MEMAHAMI ISI TEKS BIOGRAFI
Biografi termasuk teks naratif yang tergolong pada teks makro. Sebagai teks makro, teks biografi memiliki struktur teks yang tidak harus sama, bergantung pada bagaimana penulis menyampaikan gambaran tentang tokoh dan peristiwa yang dialaminya. Untuk dapat mengenali teks biografi, kamu harus  memahami isi teks yang menceritakan kehidupan tokoh di dalam biografi tersebut. Agar memudahkan kamu memahami teks biografi, ada empat hal yang harus kamu cermati, yaitu (1) judul biografi, (2) hal menarik dan mengesankan yang ditampilkan dalam kehidupan tokoh, (3) hal mengagumkan dan mengharukan yang muncul dalam kehidupan tokoh, dan (4) hal yang dapat dicontoh dari kehidupan tokoh.
Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia” di atas, dapatkah kamu memahami makna teks tersebut? Untuk mengetahui pemahamanmu, jawablah pertanyaan berikut!
1.     Siapakah nama asli Ki Hajar Dewantara dan mengapa dia mengganti namanya?
2.    Ke manakah Ki Hajar Dewantara melanjutkan pendidikan setelah tamat dari Sekolah Dasar Belanda ?
3.    Sebagai wartawan, tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara  digemari para pemuda ketika itu. Sebutkan dua alasan mengapa mereka menggemari tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara?
4.    Mengapa pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering) kepada Ki Hajar Dewantara?
5.    Mengapa Ki Hajar Dewantara dijadikan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia?
6.    Setelah membaca teks biografi di atas, apa yang menjadi inspirasi bagimu dalam mencapai cita-cita?
7.    Manfaat apa yang dapat kamu peroleh setelah membaca teks biografi “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia?
8.    Apa yang dilakukan para penerus Taman Siswa untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara?
9.    Apa bentuk- bentuk perjuangan yang dilakukan Ki Hajar Dewantara?
10.  Apa yang disampaikan oleh penulis dalam paragraf terakhir?
  
PEMBAHASAN:
1.     Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
2.    Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya.
3.Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
4. Karena beliau membuat karangan yang berisi kritik terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya.
5. Ki Hajar Dewantara dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia karena berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
6.    Semangat Ki Hajar Dewantara yang tidak pernah surut untuk memperjuangkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia terhadap negara.
7. Setelah membaca teks biografi ini, kita memperoleh palajaran bahwa kita tidak boleh melupakan jasa para inspirator bangsa dan menjadi motivasi bagi kita untuk memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negara melalu prestasi dan usaha kita.
8.    Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara, penerus Taman Siswa mendirikan museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.
9.    Bentuk-bentuk perjuangan Ki Hajar Dewantara adalah sebagai berikut:
1)      Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, beliau aktif sebagai seksi propaganda Boedi Oetomo.
2)     Pada tanggal 25 Desember 1912, beliau mendirikan partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia bersama dengan Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoemo. Partai politik itu bernama Indische Partij.
3)     Pada bulan Nopember 1913, beliau membentuk Komite Boemipoetra. Komite ini melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda menarik uang dari rakyat jajahannya untuk merayakan 100 tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Perancis.
4)     Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional yang bernama Perguruan Taman Siswa.
10.  Hal yang disampaikan penulis pada paragraf terakhir adalah amanat untuk tidak melupakan semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara dan harapan semoga perjuangan hidup Ki Hajar Dewantara dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

UNSUR KEBAHASAAN
Unsur kebahasaan yang dibahas dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia”, sebagai berikut:
  1. Kata hubung (konjungsi)
  2. Rujukan Kata
  3. Kata kerja
  4. Waktu, Aktivitas (peristiwa), dan Tempat
  5. Kalimat tunggal dan Kalimat majemuk
Kata Hubung (konjungsi)
 
             Kata hubung (konjungsi) adalah kata yang digunakan sebagai penghubung antar kata, frasa, klausa, atau kalimat.
Fungsi kata hubung (konjungsi), sebagai berikut:
Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
             Konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Jenis Konjungsi
Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:
1) Konjungsi Intrakalimat:  Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang digunakan dalam satu kalimat. Contoh: dan, juga (bermakna penambahan), atau (bermakna pilihan), tetapi (bermakna ), karena, sehingga (bermakna sebab-akibat), lalu, kemudian(bermakna kelanjutan). Contoh konjungsi intrakalimat yang terdapat dalah teks deskripsi Yari Saman yaitu:
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) danditarikan oleh laki-laki.

Kalimat di atas menggunakan kata hubung (konjungsi) intra kalimat  dan” yang bermakna penamabahan.

2) Konjungsi Antarkalimat: yaitu konjungsi yang dugunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Contoh: meskipun demikian, dengan demikian, oleh sebab itu, oleh karena itu, akhirnya, selanjutnya, lalu, kemudian. Contoh penggunaan konjungsi antar kalimat:
  1. Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga keraton Jogjakarta. Akan tetapi, ia begitu dekat dengan rakyatnya.
  2. Novita ingin mendapatkan beasiswa prestasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, ia selalu giat belajar.
Rujukan kata


Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan.
Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)
         Di dalam teks biografi "Ki Hajar Dewantara" terdapat bagian kata atau kelompok kata yang merujuk pada kata atau kelompok kata pada kalimat sebelumnya.
Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian kepada bangsa dan negaranya.
Kata nya merujuk pada kata Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara merupakan kata yang dirujuk. Kata nya merupakan kata ganti kepunyaan.


Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumipoetra).Ia tidak dapat menamatkan pendidikannya ke sekolah tersebut karena sakit.

Kata ia merujuk pada kata Ki Hajar Dewantara. Kata tersebut merujuk pada kata STOVIA




Kata Kerja
Kata kerja yang akan dibahas dalam pembelajaran teks biografi ini adalah kata kerja yang melakukanntindakan. Kata kerja yang melakukan tindakan merupakan kata erja aktif.
Kata kerja yang terdapat dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara” yaitu:

Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumipoetra)

Pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra. 
Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda.

Kata kerja aktif (melakukan tindakan) terdapat pada  kata yang digarisbawahi.

Waktu, Aktivitas (peristiwa), dan Tempat
Dalam teks biografi terdapat kata-kata yang menunjukkan urutan waktu, aktivitas (peristiwa), dan tempat.
Berikut ini urutan waktu, aktivitas, dan tempat yang terdapat dalam teks biografi Ki Hajar Dewantara:
1.     Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.
Waktu: pada tanggal 2 Mei 1889
Aktivitas (peristiwa): lahir
Tempat: di Yogyakarta
2.    Pada tanggal 25 Desember  1912, ia mendirikan Indische Partij
Waktu: pada tanggal 25 Desembar 1912
Aktivitas (peristiwa): mendirikan partai Indische Partij
Tempat: -
3.    Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta.
Waktu: pada tanggal 28 Apri 1959
Aktivitas (peristiwa): meninggal dunia
Tempat: di Yogyakarta


                     KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK
 
KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa.
  1. Unsur – unsur Kalimat Tunggal: Inti suatu kalimat dibentuk subjek, predikat, objek dan pelengkap.
  2. Jenis – jenis Kalimat Tunggal
  • Kalimat Nominaladalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
  • Kalimat Verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Perluasan Kalimat Tunggal
        Unsur – unsur kalimat tunggal dapat diperluas.Perluasan kalimat tunggal dapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Menambahkan unsur baru di samping unsur yang telah ada. Yakni Keterangan.
b. Memperluas unsur – unsur yang telah ada.

KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih.
 
Jenis – jenis Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk dikelompokkan 4 jenis:
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur – unsurnya bersifat setara atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubang , kata majemuk setara dibagi 3 macam
1. Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata penghubung dan, lalu, lagi.
2. Kalimat majemuk pemilihan ditandai oleh kata penghubung atau
3. Kalimat majemuk pertentangan ditandai oleh kata penghubung tetapi, melainkan.
b. Kalimat majemuk rapatan
 
2. Kalimat majemuk rapatan 
adalah kalimat majemuk setara yang bagian – bagiannya dirapatkan.
Kalimat Majemuk rapatan meliputi berikut ini
1. kalimat majemuk rapatan Subjek.
2. Kalimat majemuk rapatan predikat.
3. Kalimat majemuk rapatan objek
4. kalimat majemuk rapatan keterangan

3. Kalimat Majemuk bertingkat
Kalimat Majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsur 0 unsurnya tidak sederajat.
Jenis – jenis Kalimat Majemuk bertingkat :
  • Kalimat majemuk hubungan pengandaian, kata penghubung jika, seandainya, andaikan.
  • Kalimat majemuk hubungan perbandingan, kata penghubung ibarat, seperti, bagaikan, laksana,daripada.
  • Kalimat majemuk hubungan penyebaban, kata penghubung sebab, karena, oleh karena.
  • Kalimat majemuk hubungan akibat, kata penghubung sehingga, sampai – sampai, maka
  • Kalimat majemuk hubungan cara, kata penghubung dengan
  • Kalimat majemuk hubungan penjelasan, kata penghubung bahwa, yaitu
  • Kalimat majemuk hubungan waktu, kata penghubung ketika, sewaktu, semasa d. Kalimat majemuk campuran
4. Kalimat majemuk campuran 
adalah gabungan antara kalimat campuran, sekurang – kurangnya dibentuk tiga kalimat tunggal.

PENGGABUNGAN KALIMAT
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggabungan kalimat
1. Menentukan gagasan yang dikandung oleh kalimat – kalimat yang akan digabungkan itu apakah
kedudukannya setara atau bertingkat.
2. Menggunakan kata penghubung yang tepat.

Belum ada Komentar untuk "Teks Biografi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel